Airmata Deritaku karena Kebahagiaanmu yang SNGAT menyakitkan untukku |
Penyesalan
Di Antara Kebahagiaan
Aku terkejut. Suara gemuruh dilangit terdengar
sangat mengerikan. Tana Paser, Jam 00.00 wita, awal 1 januari 2014. Suara letusan
kembang api memecah telinga hingga getarannya mengguncang tanah. Membuat saraf-saraf
tubuhku merasakan getarannya dan membuat jantungku berpacu cepat karena rasa
takut dan gelisah. Semakin dia meletus, semakin cepat jantungku berdegup. Semakin
laju kurasakan darah yang mengalir kekepalaku hingga terasa berdenyut. Mengerikan!
Seng atap rumah ku bagaikan terhujani pasir. Itu adalah sisa letusan mercun di
langit malam yang kelam.
Sangat disesalkan pikirku. Apa yang
disebut menyambut dan bertindak benar? Penyambutan tahun baru 2014 membuat
banyak dosa. Mengganggu yang sakit, merusak konsentrasi yang sedang beribadah,
malah menambah jumlah penipisan ozon di langit. Tanpa terasa, di atas
kebahagiaan dan kegembiraan bagi orang
yang merayakan, membunuh seisi bumi.
Di pagi tahun baru masehi, semakin
banyak tangis derita. Rumah terbakar karena kebahagiaan seseorang. Menderita! Apa
yang mereka pikirkan? Tidakkah mereka sadar bahwa ini semua merugikan? Berkeliaran
di malam hari dengan pasangan yang bukan muhrim. Berpelukan, berkendara
memenuhi jalur lalu lintas menambah gas karbon dioksida yang merusak ozon,
membakar makanan dengan arang, membakar mercun yang ingin mengalahkan keindahan
kerlipan bintang tanpa suara dan cahaya bulan yang membuat hati nyaman. Apa yang
kalian lakukan? Ingin membunuh sesama? Sadar! Sadarlah! Ini tidak bermanfaat. Allah
tidak melihat seberapa banyak asap yang kau timbulkan untuk meraih ridhanya,
melainkan bersuci lalu mengagungkan namanya dan mencari penerangan hidup dengan
kitabnya untuk diwaktu yang baru, di tahun yang baru.
Tidakkah kau mengingat betapa
khawatirnya penghuni rumah yang kau hujani dengan mercunmu, yang takut mercun
itu akan meledak di atas atap rumahku? Membuat semuanya berantakan di waktu
yang baru? Kenapa tidak kau bantu yang fakir dengan uang yang kau habiskan
untuk mercun yang kau bakar dan uang yang habis dengan suara yang menyeramkan
dan kelap-kelip cahaya di langit? Kau membakar rizki Tuhan. Membuang-buang
titipan Allah. Bodoh!
Di waktu malam yang semestinya
tentram ini, kalian buat semuanya berantakan. Keramaian yang kalian buat bagaikan
suasana dimana datangnya musibah yang sangat besar yang membuat semuanya teriak
dan suara gemuruh dilangit yang bagaikan bintang-bintang pecah diatas kepalaku
yang membuat takut yang memicu detak jantungku berdegup hebat karena takut.
Dan saat aku keluar melihat, benar
saja. Sepertinya dunia terbakar. Udara putih menyelimuti dikegelapan. Baunya menyesakkan.
Membuat setiap orang tidak bisa bernapas. Apa ini? Pikirku. Apakah benar bumi
telah selesai? Gawat, bumi terbakar! Aku hanya bisa berdzikir berharap ini
cepat selesai. Saat aku melihat kalian di kejauhan, kalian tertawa gembira. Padahal
kalian membuat yang sakit bertambah sakit dan yang sehat menjadi sakit. Bodoh! Kuharap
kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan.
Sebagai seorang yang islam, aku
benar-benar kecewa dengan saudara-saudara ku dari cucu-cucu Adam. Kalian tanpa
sadar membunuh kami. Mengapa tidak kau undang kami yang tidak mampu, yang
kelaparan untuk datang ke pengajian yang kau adakan? Selain saudara-saudaramu
yang lapar ini menjadi kenyang, keselamatan dan barokahNya terlimpahkan untukmu
dan untuk kita semua.
Semoga saudara-saudaraku yang mampu
sadar apa yang lebih penting dari yang mereka pikir penting. AAMIIN..